Pages, Layouts & Navigation
Next memiliki fitur file-system routing yang memungkinkan kita membuat suatu route atau halaman berdasarkan direktori dan fail. Tidak perlu menulis konfigurasi apapun, kita hanya perlu membuat sebuah fail di dalam direktori tertentu sesuai konvensi Next.
Sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa proyek Next memiliki satu halaman bawaan, yaitu halaman index yang berada di app/page.tsx. Struktur fail tersebut merupakan konvensi dari Next. Karena kita membuat fail page.tsx di dalam root direktori app/, maka fail tersebut akan diterjemahkan sebagai halaman index yang dapat diakses dengan alamat lokal http://localhost:3000/ (opens in a new tab) atau URL tanpa jalur apapun. Tentu saja kita dapat membuat halaman yang lain sesuai kebutuhan, dan kita dapat melakukannya dengan konvensi yang sama.
Pages
Anggap saja kita hendak membuat halaman about, untuk melakukannya kita dapat membuat sebuah direktori dengan nama about di dalam app dan di dalamnya buat sebuah fail page.tsx yang berisi komponen React:
export default function About() {
return <h1>About</h1>;
}
Selain .tsx, kita dapat menggunakan ekstensi lain seperti .js atau .jsx. Namun, karena kita menggunakan TypeScript, maka kita perlu menggunakan ekstensi .tsx.
Halaman tersebut dapat kita akses dengan alamat lokal http://localhost:3000/about (opens in a new tab).
Sebuah direktori hanya akan dianggap sebuah route atau halaman ketika terdapat fail page.tsx, page.js, atau page.jsx di dalamnya. Apabila tidak ada, maka direktori tersebut tidak dapat diakses secara publik, dalam kata lain hanya sebagai direktori reguler saja, bukan route.
Struktur URL
Bagian yang datang setelah nama domain disebut dengan path, dalam alamat http://localhost:3000/about (opens in a new tab) adalah “/about”; bagian dari path yang dipisah dengan tanda / (garis miring) disebut dengan segmen, dalam hal ini juga adalah “/about”. Dalam contoh lain, bila terdapat alamat seperti http://localhost:3000/dashboard/producs, (opens in a new tab) maka terdapat dua segmen, yaitu “/dashboard” dan “/products” dalam satu path.
Server Components
Seperti yang kita pelajari sebelumnya, setiap komponen React yang kita buat di Next akan dianggap sebagai server components secara bawaan. Kita dapat mengubahnya menjadi client components dengan directive 'use client';
. Namun, praktik ini tidak direkomendasikan, kecuali kita memiliki suatu kasus yang tertentu.
Memberikan directive 'use client';
di dalam sebuah fail page.tsx artinya mengubah seluruh halaman tersebut menjadi client components. Seperti yang kita bahas sebelumnya, client components dapat digunakan untuk bagian interaktif saja. Ini berarti apabila kita membutuhkan komponen interaktif di satu halaman, kita dapat membuat client components baru terpisah dan mengimpornya ke halaman tersebut, sama seperti saat kita membuat komponen dropdown sebelumnya:
import Dropdown from '@/app/Dropdown';
export default function About() {
return (
<section>
<h1>About</h1>
<Dropdown />
</section>
);
}
Komponen dropdown tersebut hanya contoh sederhana saja, pada kasus nyata kita dapat membuat komponen interaktif yang lain, seperti carousel, modal, atau mungkin yang lebih kompleks lainnya. Namun, esensinya tetap sampai bahwa untuk membuat bagian komponen interaktif di satu halaman, kita dapat membuatnya di komponen terpisah, alih-alih mengubah seluruh halaman menjadi client components.
Bila satu halaman diubah menjadi client components, ini berarti kita tidak dapat menggunakan fitur-fitur yang seharusnya dapat kita gunakan di server components, seperti streaming, atau data fetching di server. Tentu saja kita boleh mengubahnya menjadi client components apabila kita benar-benar tahu alasannya.
Nesting Pages
Pada kasus nyata, kita dapat membuat banyak halaman, termasuk halaman dengan prefiks yang sama. Misal, kita membuat dashboard, biasanya halaman-halaman di dalamnya memiliki prefiks yang sama, seperti /dashboard/products, /dashboard/settings, atau /dashboard/posts, ketiganya memiliki prefiks yang sama, yaitu /dashboard/.
Next memungkinkan kita untuk membuat struktur halaman semacam itu dengan melakukan nesting pages. Ini berarti kita membuat sebuah halaman di dalam direktori halaman lain. Sebagai contoh, mari kita buat halaman dashboard di dalam fail app/dashboard/page.tsx:
export default function Dashboard() {
return <h1>Dashboard</h1>;
}
Sampai sini, halaman tersebut dapat diakses dengan alamat lokal http://localhost:3000/dashboard (opens in a new tab). Kita juga dapat membuat halaman lain di dalamnya, seperti halaman produk di dalam fail app/dashboard/products/page.tsx:
export default function DashboardProducts() {
return <h1>Dashboard - Products</h1>;
}
Kita dapat mengakses halaman tersebut dengan alamat lokal http://localhost:3000/dashboard/products (opens in a new tab).
Layouts
Next memungkinkan kita berbagi UI untuk beberapa halaman dengan layout. Ini berarti setiap komponen yang kita taruh di dalam layout akan tampil juga di beberapa halaman yang berbeda. Secara bawaan, aplikasi Next yang kita buat ini sudah memiliki satu layout di app/layout.tsx.
Fail tersebut berisi beberapa bagian yang berbeda:
Styling
Dalam layout bawaan ini, kita bisa melihat sebuah import fail globals.css yang berada di dalam direktori app. Fail ini berisi sebuah konfigurasi Tailwind bawaan aplikasi Next. Ketika kita impor fail ini di dalam layout, maka itu berarti semua halaman dapat menggunakan styling tersebut. Ini berarti setiap halaman yang kita buat nanti dapat menggunakan class-class Tailwind.
Font
Next memiliki fitur optimisasi font melalui next/font. Kita dapat lihat terdapat sebuah impor fitur next/font/google yang berarti Next secara bawaan menggunakan font dari Google dan kita dapat memastikannya di baris berikutnya, yaitu const inter …
. Google Font yang kita impor menggunakan next/font/google, tidak akan menambah request di browser.
Metadata
Umumnya, kita dapat menaruh judul, deskripsi dan meta tags lainnya di dalam <head>
. Di Next, kita dapat menaruhnya di dalam metadata. Kita hanya perlu mengekspor sebuah object dengan nama metadata di dalam layout, dan semua halaman akan memiliki informasi metadata yang sama. Ini mengapa halaman yang kita buat sebelumnya memiliki judul yang sama, yaitu “Create Next App”.
Component
Untuk bagian-bagian sebelumnya, kita dapat bahas lebih rinci pada bab terkait lainnya. Untuk sekarang, kita dapat fokus pada bagian komponen saja dan bagaimana layout ini bekerja.
Fail app/layout.tsx merupakan sebuah layout yang hidup di dalam root direktori app, dan maka dari itu disebut dengan root layout. Seperti yang bisa kita lihat bahwa fail ini berisi komponen dengan nama RootLayout
:
export default function RootLayout({
children,
}: Readonly<{
children: React.ReactNode;
}>) {
return (
<html lang="en">
<body className={inter.className}>{children}</body>
</html>
);
}
Komponen ini terdiri dari dua elemen html
dan body
yang keduanya wajib ada di dalam root layout. Selain itu juga komponen ini menerima sebuah children
props yang nantinya berisi halaman yang sedang di-render, karena komponen layout ini akan membungkus setiap halaman. Kira-kira gambarannya seperti ini:
<Layout>
<Page />
</Layout>
Dengan demikian, apabila kita menaruh sebuah elemen atau komponen di dalam bagian body
, ini akan ditampilkan di semua halaman.
Sebagai contoh, mari kita buat sebuah komponen baru navbar di dalam fail app/Navbar.tsx seperti ini:
export default function Navbar() {
return <nav>Navbar</nav>;
}
Sekarang kita dapat impor komponen tersebut ke dalam app/layout.tsx seperti ini:
import Navbar from '@/app/Navbar';
Lalu menaruhnya di dalam body
:
export default function RootLayout({
children,
}: Readonly<{
children: React.ReactNode;
}>) {
return (
<html lang="en">
<body className={inter.className}>
<Navbar />
{children}
</body>
</html>
);
}
Apabila kita lihat hasilnya di halaman index, maka elemen tersebut akan muncul di bagian atas halaman.
Begitu juga bila kita akses halaman about, elemen navbar tersebut akan tetap muncul.
Tentu saja secara teknis kita dapat mengimpor komponen navbar ini untuk setiap halaman secara manual, misal seperti ini di halaman about:
import Navbar from '@/app/Navbar';
export default function About() {
return (
<section>
<Navbar />
<h1>About</h1>
</section>
);
}
Hasilnya akan sama saja, yang membedakan adalah pendekatan di atas akan membuat komponen navbar re-render pada saat navigasi. Di sisi lain, komponen layout tidak akan re-render, ini berarti elemen dan komponen di dalamnya, seperti navbar, juga tidak akan re-render.
Pada kasus nyata, komponen layout dapat berisi elemen dan komponen yang banyak, seperti navbar, sidebar, dan beserta styling-nya. Ketika melakukan re-render layout pada saat navigasi halaman, akan membuat perpindahannya menjadi berat. Fitur layout di Next dapat menghindarkan kita dari masalah semacam itu.
Nesting Layouts
Selain root layout, kita dapat membuat layout tambahan untuk spesifik halaman saja. Misal, kita hendak membuat halaman dashboard yang memiliki tampilan yang berbeda, maka nesting layout dapat menjadi solusi.
Sebelumnya kita sudah membuat halaman dashboard di dalam direktori app/dashboard. Sekarang kita dapat membuat fail layout.tsx di dalam direktori tersebut:
type DashboardLayoutProps = {
children: React.ReactNode;
}
export default function DashboardLayout({
children,
}: DashboardLayoutProps) {
return (
<div>
<aside>Sidebar</aside>
{children}
</div>
);
}
Karena kita menggunakan TypeScript, kita dapat memberikan type pada props untuk komponen DashboardLayout
. Pada type di atas, kita ingin memastikan bahwa children
yang diterima di komponen DashboardLayout
harus sesuai dengan React.ReactNode
.
Kali ini kita dapat mengabaikan elemen html
dan body
untuk nesting layout, karena kedua elemen tersebut hanya wajib untuk root layout saja.
Sekarang, apabila kita akses halaman dashboard dengan alamat lokal http://localhost:3000/dashboard (opens in a new tab), akan muncul elemen navbar dan juga sidebar di halaman tersebut. Begitu juga dengan halaman lain di dalam direktori app/dahsboard, akan memiliki layout yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa root layout yang berisi komponen navbar diterapkan di semua halaman dan dalam hal ini termasuk halaman about dan halaman dashboard. Sementara untuk nesting layout yang berisi sidebar hanya diterapkan pada prefiks halaman atau satu direktori yang sama dan dalam hal ini adalah /dashboard. Ini berarti ketika kita membuat halaman lain di dalam direktori dashboard (nesting pages), layout dashboard tersebut akan diterapkan juga.
Kita dapat memastikannya lagi dengan mengakses halaman about atau halaman index, dan tidak akan ada elemen sidebar yang kita taruh di dashboard layout.
Pada kasus nyata, ketika membuat aplikasi full-stack biasanya kita membuat dua layout yang berbeda untuk landing page atau halaman marketing dan juga untuk dashboard atau halaman aplikasi kita. Dalam hal ini kita dapat mengandalkan root layout dan nesting layout.
Navigation
Sampai sini kita sudah mempelajari membuat halaman dan juga layout, sekarang kita akan membuat navigasi antar halaman. Secara fundamental kita dapat menggunakan elemen <a>
untuk membuat tautan antar halaman dan dibantu dengan attribute href
. Ketika pengguna mengklik tautan tersebut, mereka akan dibawa ke halaman tujuan dan akan terdapat loading atau refresh sebelum halaman baru muncul. Proses tersebut merupakan prilaku bawaan browser.
Di Next, untuk melakukan navigasi halaman, kita dapat menggunakan komponen <Link>
. Komponen ini memiliki struktur yang mirip dengan elemen <a>
yang juga mendukung href
. Yang membuat komponen ini spesial adalah ketika pengguna mengklik tautan, mereka akan dibawa ke halaman tujuan dan tidak akan terdapat loading browser atau refresh sebelum halaman baru muncul. Proses ini disebut dengan client-side navigation.
Sebelumnya kita sudah membuat komponen navbar, kita dapat melakukan sedikit perubahan pada komponen tersebut untuk menaruh tautan ke halaman-halaman yang kita sudah buat sebelumnya. Di sini, kita dapat menaruh tautan ke halaman index dan juga about:
import Link from 'next/link';
export default function Navbar() {
return (
<nav>
Navbar:
<Link href="/">Home</Link>
{' | '}
<Link href="/about">About</Link>
</nav>
);
}
Seperti yang bisa kita lihat bahwa penggunaan komponen Link
mirip dengan elemen <a>
di HTML.
Bila kita lihat kembali di browser, sekarang seharusnya sudah terdapat dua tautan di komponen navbar dan kita dapat mengkliknya.
Saat mengklik tautan tersebut, kita akan dibawa ke halaman baru, namun browser tidak melakukan loading atau refresh sama sekali. Perpindahannya hampir instan dan begitu cepat.
Bagaimana Navigasi Bekerja
Pertama, setiap kali halaman berpindah, browser hanya akan memuat kode untuk halaman atau route tersebut saja berdasarkan segmennya. Ini berarti saat kita berpindah dari halaman index ke about, maka browser hanya akan memuat kode untuk segmen halaman about saja. Hal ini dapat dimungkinkan karena, di server, Next secara otomatis melakukan code-splitting atau memecah kode aplikasi menjadi bundle yang lebih kecil, sehingga dapat mengurangi data transfer dan juga waktu eksekusi.
Kedua, di sisi client, Next akan melakukan yang disebut prefetching. Ketika komponen Link
terlihat di viewport atau sederhananya terlihat oleh pengguna, Next akan memuat kode untuk halaman tersebut di balik layar. Sehingga ketika pengguna mengklik tautannya, kode untuk halaman tersebut sudah dimuat di balik layar, ini yang membuat perpindahan halamannya menjadi hampir instan. Hal ini hanya berlaku saat production bukan development.
Ketiga, Next juga memiliki fitur Router Cache untuk melakukan cache setiap halaman di browser. Saat sebuah halaman dimuat, Next akan men-cache hasilnya yang merupakan React Server Components Payload (RSC Payload). Hasil cache tersebut akan digunakan kembali ketika pengguna mengunjungi halaman yang sama. Ini berarti saat pengguna mengunjungi halaman about pertama kali, Next akan men-cache hasilnya; saat pengguna mengunjungi halaman tersebut lagi, Next akan menampilkan hasil cache halaman tersebut, alih-alih membuat permintaan baru ke server. Hal ini terbukti ketika kita mengunjungi halaman yang sama untuk ke dua kalinya, halaman tersebut lebih cepat dimuat.
Terakhir, Next hanya akan me-render perubahan pada segmen halaman saja di browser, sedangkan untuk bagian yang lain seperti layout akan dipertahankan. Ini berarti ketika pengguna berpindah dari halaman index ke halaman about, yang di-render hanya kontennya saja, layout-nya tetap dipertahankan atau tidak re-render. Hal ini disebut dengan partial rendering di Next.
Rangkuman
Pada bab ini kita sudah mempelajari membuat halaman atau route, layout, dan juga navigasi:
- Untuk membuat halaman di Next, kita dapat menggunakan konvensi app/nama-path/page.tsx
- Nama direktori akan dijadikan sebagai nama segmen atau path halaman
- Next memungkinkan kita untuk melakukan nesting pages atau membuat halaman di dalam prefiks yang sama
- Untuk membagikan komponen yang sama untuk beberapa halaman, kita dapat menggunakan layout
- Next memiliki dua jenis layout: root layout dan nesting layout
- Kita wajib menulis elemen
<html>
dan<body>
di dalam root layout, namun tidak di dalam nesting layout - Untuk membuat navigasi, kita dapat menggunakan komponen
Link
milik Next - Next melakukan code-splitting untuk setiap segmen halaman, sehingga hanya kode untuk halaman tersebut saja yang dimuat, ini dapat mengurangi data transfer dan waktu eksekusi
- Next melakukan prefetching saat komponen
Link
terlihat di viewport, artinya sebuah halaman sudah dimuat di balik layar, sehingga ketika pengguna mengklik tautan, halaman tersebut dimuat hampir instan - Next men-cache halaman yang dikunjungi pengguna di dalam Router Cache, sehingga untuk kunjungan kedua, Next menampilkan hasil cache sebelumnya, alih-alih membuat permintaan baru ke server
- Next hanya melakukan re-render pada bagian segmen halaman saja, untuk bagian lain seperti layout tetap dipertahankan, tidak re-render